Jumat, 25 Februari 2011

Metode-Metode Penelitian Sosial; William J. Goode & Paul K. Hatt


Sains: Teori dan Fakta
            Sains dirumuskan secara popular sebagai sesuatu susunan dari pengetahuan yang sistematis. Suatu definisi demikian adalah cocok kepada keluasan bahwa kata-kata “sistematik” dan “pengetahuan” sebenarnya dirumuskan sendiri. Berbicara sains maka tidak lepas dari dunia fakta (empiris), oleh karena itu sains dapat didefinisikan sebagai suatu metode pendekatan dunia empiris yang dihasilkan dari pengalaman seseorang. Tujuan dari sains adalah untuk memahami kehidupan dunia manusia.

Teori dan Fakta
            Dasar pada sains modern ialah suatu relasi yang saling berhubungan antara teori dan fakta. Dengan kata lain bahwa antara teori dan fakta memiliki hubungan timbal-balik dan saling barkaitan. Dalam hal “teori” lebih identik dengan sebuah hasil “spekulasi” pemikiran dan apabila hasil spekulasi tersebut terbukti maka teori menjadi fakta. Suatu fakta dipandang sebagai suatu ‘observasi yang dapat memeriksa dengan teliti secara empiris’. Fakta-fakta atau observasi yang dapat memriksa dengan teliti secara empiris, tak pernah dapat menghasilkan sains modern, bila dikumpulkan atau disusun secara sembarangan.
            Karena itu dapat dikatakan bahwa fakta-fakta dari sains adalah hasil dari observasi-observasi yang tidak sembarangan , tetapi penuh arti, ialah relevant (sesuai dengan tujuan ; berhubungan dengan hal yang sedang ditangani) secara teori. Maka jelas bahwa antara keduanya saling berhubungan dimana perkembangan sains dapat dianggap sebagai suatu interplay (saling ooperasi dari dua benda) yang konstan antara teori dan fakta.   
            Pertumbuhan ilmu dilihat dalam fakta-fakta baru dan teori-teori baru. Fakta menangkap arti terakhir mereka dari teori-teori yang mengikhtisar, mengklasifir, meramalkan serta menunjukkan dan membatasi mereka. Betapapun juga, teori dapat menjuruskan ke dalam proses ilmiah. Fakta-fakta pada gilirannya memainkan peranan yang berarti dalam perkembangan teori. Fakta-fakta baru dan anomeles boleh membuat permulaan-teori Bantu. Observasi-observasi baru menuntun ke arah penolakan dan tentang reformulasi teori yang ada, atau dapat menuntun kita untuk merumuskan teori-teori terdahulu.
            Teori adalah suatu alat dari sains dalam cara-cara ini:
1)      Teori dapat memberikan gambaran orientasi yang lebih besar daru suatu sains, dengan menjelaskan macam-macam dari data yang harus diabstrakkan.
2)      Teori dapat memberikan skema konsepsionil dimana fenomena-fenomena yang relevan disistematisir, diklasifikasikan dan dihubung-hubungkan.
3)      Teori mengikhtisarkan fakta-fakta ke dalam:
-          Penyamarataan yang empiris
-          Cara-cara dari penyamarataan
4)      Teori meramalkan fakta-fakta.
5)      Teori menunjukkan celah-celah dalam pengetahuan kita.  

Pada sisi lain, fakta-fakta juga cenderung untuk menghasilkan teori-teori, dalam cara-cara ini:
1)      Fakta-fakta membantu permulaan teori-teori.
2)      Fakta-fakta menuntun kepada perumusan kembali dari teori-teori yang telah ada.
3)      Fakta-fakta menyebabkan penolakan teori-teori yang tidak cocok dengan fakta.
4)      Fakta-fakta merubah focus dan orientasi dari teori.
5)      Fakta-fakta menjernihkan dan merumuskan kembali teori.

Nilai-nilai dan Sains

            Bahwa antara sains dan nilai saling mempengaruhi. Sains merupakan “pembuktian” kondisi tertentu. Misalnya pembuktian menunjukkan bahwa “hubungan tertentu” ada, tanpa memandang kebaikan dan keburukan. Sains juga berdasarkan pada asumsi-asumsi dan postulat-postulat menerima dengan tidak memakai bukti.
            Nilai didasarkan pada; kepentingan apa, kegunaan apa. Lebih lanjut dari segi lain misalnya, juga pertimbangan antara manfaat dan madlaratnya. Misalnya pertanyaan yang terlontar: Apa kontribusi yang diberikan oleh ilmuan di dunia? dan Apa tanggung jawab moral yang diemban oleh mereka?. Sedangkan sains hanya bisa menjawab pertanyaan “bagaimana” tetapi ia tidak dapat menjawab “untuk apa”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar