JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan DKI Jakarta  semestinya tidak perlu merasa khawatir mengenai ribuan guru yang  diperkirakan akan pensiun massal pada 2012. Defisit tenaga kerja tidak  akan terjadi.
Demikian tanggapan itu dilontarkan oleh Nur Fakih,  seorang guru di SMKN 52 Jakarta Timur. Menurutnya, saat ini masih banyak  tenaga pengajar yang belum  mendapatkan porsi mengajar sesuai dengan  ketentuan, yaitu minimal 24  jam dalam satu bulan.
"Saat ini masih  banyak tenaga pengajar, khususnya di sekolah swasta yang belum  mendapatkan porsi minimal mengajarnya," kata Fakih di kantornya, Kamis  (3/3/2011).
"Dinas Pendidikan perlu mengakomodir kebutuhan para  guru, terutama para guru honorer untuk mendapatkan porsi jam  mengajarnya," tambahnya.
Ani Nurwati, seorang guru lainnya di SMKN  52 berpendapat lain terkait pensiun massal tersebut. Menurutnya,  rekrutmen perlu segera dilakukan Kementrian Pendidikan Nasional dalam  menghadapi isu itu. Ani mengatakan, alangkah baiknya jika Dinas  Pendidikan memberikan penghargaan kepada para guru honorer.
"Rekrutmen  perlu dilakukan dan Dinas Pendidikan perlu mempertimbangkan para guru  honorer agar diberi penghargaan dengan diangkat sebagai pegawai negeri  sipil," kata Ani.
Kepala Bidang Humas Disdik DKI Jakarta Bowo Irianto mengungkapkan, DKI Jakarta saat ini memiliki lebih dari 7.000 guru honor.
"Guru  honor inilah yang akan mengganti posisi guru yang telah pensiun. Namun,  untuk menjadi PNS, akan diklasifikasikan. Artinya, bidang studi apa  saja yang akan dibutuhkan saat ini sehingga akan disesuaikan," pungkas  Irianto.
Seperti diberitakan, pada 2012 nanti di DKI Jakarta akan  terjadi pensiun besar-besaran para guru yang sudah menjadi PNS karena  sudah memasuki usia 60 tahun. Pensiunan massal itu terjadi lantaran  sebelumnya di tahun 1973, terjadi perekrutan besar-besaran sehingga  memiliki masa pensiun yang bersamaan.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar