a. Jujur dan Tidak Menipu: Nabi SAW melaknat pemimpin yang  dipercaya untuk mengurus urusan ummat lalu ia malah menipu atau menyengsarakan  mereka, sebagaimana dalam sabdanya SAW : “Ya ALLAH, siapa saja yang diberikan  kekuasaan untuk mengurusi ummatku lalu ia menyengsarakan mereka, maka  persulitlah ia. Dan siapa saja yang diberi kekuasaan lalu ia mempermudah mereka,  maka mudahkanlah ia.[13]” Dan Islam menyatakan bahwa pemimpin yang tidak  memperhatikan kebutuhan, kedukaan dan kemiskinan ummat maka ALLAH SWT tidak akan  memperhatikan kebutuhan, kedukaan dan kemiskinannya pada Hari Kiamat  kelak.
b. Adil & Amanah: Islam menempatkan pemimpin yang adil dan  amanah dalam derajat manusia yang tertinggi, yang memperoleh berbagai  penghargaan dan kehormatan. Diantaranya ia termasuk kelompok pertama yang  dinaungi oleh ALLAH SWT diantara 7 kelompok utama yang dinaungi-NYA pada Hari  Kiamat kelak; Iapun akan berada di atas mimbar dari cahaya nanti di Hari  Kiamat; Dan pemimpin yang demikianlah yang akan senantiasa dicintai dan  didoakan oleh rakyatnya karena kebijaksanaannya memimpin rakyatnya; Sehingga  dalam salah satu haditsnya, nabi SAW sampai menyatakan bahwa pemimpin yang  demikian termasuk 3- golongan manusia yang paling utama dan paling berhak masuk  Jannah, disamping orang yang lembut dan penyayang pada keluarganya dan orang  miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.
c. Tidak Wajib Taat pada Pemimpin yang Memerintahkan Maksiat:  Oleh karena itu di dalam Islam pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagaimana  disebutkan diataslah yang berhak dan wajib untuk ditaati (Tafsir QS An-Nisaa’,  4:59), syarat taat pada pemimpin dalam ayat tersebut adalah mu’allaq/tergantung  pada apakah ia taat pada ALLAH SWT dan Rasul SAW atau tidak, dimana cirinya  adalah ia senantiasa kembali kepada ALLAH SWT dan rasul-NYA SAW jika terjadi  perbedaan pendapat ataupun perselisihan) dan bukan pemimpin yang memiliki sifat  sebaliknya, jika ia memiliki sifat sebaliknya maka tidak wajib sama sekali untuk  didengar dan ditaati.
d. Tidak ada Batasan Ras/Kebangsaan: Tentang siapa pemimpin itu  Islam tidak membatasi ia dari ras dan kelompok apapun, asal mengikuti dan  menegakkan syariat maka wajib ditaati, sekalipun ia adalah seorang yang berkulit  sangat hitam yang kepalanya bagaikan kismis (saking hitamnya). Kendatipun  demikian, afdhal memilih pemimpin disesuaikan dengan suku/kebangsaan rakyat yg  dipimpinnya.
e. Pemimpin Wajib Memilih Bawahan yang Jujur: Seorang pemimpin  yang adil tentunya akan memilih pembantu-pembantu, wakil-wakil dan  menteri-menteri yang adil pula. Tidak mungkin seorang yang baik (tanpa  keterpaksaan) akan mengangkat atau memilih wakil dan menteri yang merupakan para  musuh ALLAH SWT, seperti para koruptor, kaum oportunis apalagi para kolaborator  asing. Benarlah pernyataan pemimpin abadi kita nabi Muhammad SAW : “Jika  ALLAH SWT menghendaki kebaikan kepada seorang penguasa, maka IA akan memberikan  untuknya menteri-menteri yang jujur, (yaitu) yang jika ia khilaf maka selalu  mengingatkan dan jika ia ingat maka selalu dibantu/didorong. Dan jika ALLAH SWT  menghendaki keburukan kepada seorang penguasa, maka IA akan memberikan untuknya  para menteri yang jahat. Jika penguasa itu lupa, maka tidak diingatkan dan jika  ia ingat maka tidak didorong/dibantu.”
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar