Area seluas kurang lebih setengah hektar ini, kini telah disulap menjadi taman yang indah. Taman Unyil atau yang sebentar lagi alih nama menjadi Taman Serasi ini pun menambah deretan taman rekreasi yang nyaman bagi keluarga di Ungaran.
Warga kota kerap memanfaatkan tempat ini untuk wisata bersama keluarga dan anak-anaknya. Area ini tampak elok oleh warna-warni bunga dan tanaman yang menghiasi taman. Arena wisata ini juga dilengkapi jogging track, shelter, arena permainan anak, dan air mancur. Area ini selalu tampak indah, baik pada siang maupun malam hari, karena dilengkapi lampu penerangan dan lampu hias warna-warni.
Tapi siapa nyana, taman yang diresmikan oleh Bupati Semarang, Drs Hartomo dua puluh tahun silam itu, pernah menjadi koloni waria dan PSK yang cukup terkenal. Meski tak sesohor Taman Lawang di Jakarta atau Kampung Kali-nya Semarang. Namun jejak-jejak asusila di Taman Unyil bukan tanpa bekas.
Abdul Sokhim (48), salah satu petugas dari Dinas Pertamanan Kabupaten Semarang mengatakan, para waria dan PSK memang jauh berkurang, namun masalah baru muncul dari ulah pengunjung yang memanfaatkan ruang publik ini untuk berbuat negatif.
'Ada saja CD, kondom itu tiap pagi di WC taman. Makin nekat saja mereka, kalau nggak percaya itu lihat orang yang lagi berduaan di sana..' ujarnya sambil tangannya menunjuk ke salah satu sudut taman.
Benar saja, sepasang pria dan wanita yang duduk di salah satu shelter tampak tak canggung berciuman. Si pria tidur telentang sementara kepalanya berada di pangkuan wanita dalam posisi duduk. Mereka tak berhenti saling pagut dan meraba, sampai akhirnya sadar telah diambil gambarnya. Padahal siang itu taman cukup ramai tak terkecuali anak-anak.
Sokhim juga berhasil menunjukkan dua pasangan lain yang berbuat serupa di dua shelter yang terpisah. Menurut Sokhim kebanyakan mereka yang "aneh-aneh" itu berasal dari luar kota.
'Mereka sih cuek saja, justru kami yang risih melihatnya. Apalagi kami kesini kan dengan anak-anak kecil,' ungkap Martha (60), salah satu pengunjung taman, sambil mengawasi dua cucunya yang sedang bermain ayunan.
Selain menyuguhkan keindahan, menurut Martha, sebuah taman juga harus nyaman bagi pengunjungnya.
Bupati Semarang, Dr Munjirin SpoG menanggapi hal ini mengatakan, pihaknya akan menginstruksikan Satpol PP untuk segera bertindak. 'Prinsipnya kami tidak akan melakukan pembiaran. Di ruang publik kebebasan tetap ada batas-batasnya,' katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar